Hari rabu 9 januari 2013 jakarta diguyur hujan semalaman, meskipun hujannya tidak terlalu deras namun saya yakin ada sebagian wilayah jakarta yang akan kebanjiran. Ada sesuatu yang baru bagi para pengguna transportasi busway mulai hari ini, yaitu para kondektur busway transjakarta memakai baju adat betawi.
Ane sempat bertanya sama seorang kondektur dalam rangka apa mereka memakai baju koko betawi ntu. Dia bilang bahwa untuk memasyarakatkan suku betawi dan cara memakai baju betawi ini akan seterusnya, bukan hari ini saja. Yup ini sebenarnya cukup bagus mengingat adat betawi yang notabene suku asli kota jakarta semakin tergerus oleh hiruk pikuk dan gemerlapnya kota metro politan. Belum lagi semakin banyaknya yang melupakan adat budaya lokal.
Dari segi pakaian, sangat jarang sekali yang menggunakan baju adat apalagi baju betawi lumayan simple tidak banyak embel-embel ini itu. Bahkan kalangan anak muda lebih suka memakai celana melorot dan super ketat yang kadang bagian (maaf) p-a-n-t-a-t sering terlihat. Celana ketat itu sendiri jika mereka ingin memakainya, kaki mereka di sarungi kantong plastik dulu.
Yah, kondektur busway yang pake baju adat semoga menambah suasana penumpang makin bersahabat, ramah. Seandainya para penduduk jakarta lebih ramah, tidak cuek dengan lingkungan sekitar pasti juga ber efek ke psikologi kita sendiri. Saya sendiri melihat banyaknya (bahkan setiap orang) yang sibuk dengan handphone, blackberry, fesbukan, twitteran dan bahkan menutup seluruh kupingnya dengan earphone, headphone untuk dengar musik.
Ironis memang, budaya sosial dengan keramah tamahan makin sulit dijumpai, mudah tersinggung dan marah. Semua orang pasti punya masalah tapi jangan sampai merusak sikap ramah kita apalagi saling bermusuhan.
Ane sempat bertanya sama seorang kondektur dalam rangka apa mereka memakai baju koko betawi ntu. Dia bilang bahwa untuk memasyarakatkan suku betawi dan cara memakai baju betawi ini akan seterusnya, bukan hari ini saja. Yup ini sebenarnya cukup bagus mengingat adat betawi yang notabene suku asli kota jakarta semakin tergerus oleh hiruk pikuk dan gemerlapnya kota metro politan. Belum lagi semakin banyaknya yang melupakan adat budaya lokal.
Dari segi pakaian, sangat jarang sekali yang menggunakan baju adat apalagi baju betawi lumayan simple tidak banyak embel-embel ini itu. Bahkan kalangan anak muda lebih suka memakai celana melorot dan super ketat yang kadang bagian (maaf) p-a-n-t-a-t sering terlihat. Celana ketat itu sendiri jika mereka ingin memakainya, kaki mereka di sarungi kantong plastik dulu.
Yah, kondektur busway yang pake baju adat semoga menambah suasana penumpang makin bersahabat, ramah. Seandainya para penduduk jakarta lebih ramah, tidak cuek dengan lingkungan sekitar pasti juga ber efek ke psikologi kita sendiri. Saya sendiri melihat banyaknya (bahkan setiap orang) yang sibuk dengan handphone, blackberry, fesbukan, twitteran dan bahkan menutup seluruh kupingnya dengan earphone, headphone untuk dengar musik.
Ironis memang, budaya sosial dengan keramah tamahan makin sulit dijumpai, mudah tersinggung dan marah. Semua orang pasti punya masalah tapi jangan sampai merusak sikap ramah kita apalagi saling bermusuhan.